UNICEF: 11 Ribu Lebih Anak di Yaman Meninggal dan Terluka Sejak 2015

UNICEF: 11 Ribu Lebih Anak di Yaman Meninggal dan Terluka Sejak 2015

NewsINH, Sanaa – Lebih dari 11.000 anak telah tewas atau terluka dalam konflik di Yaman sejak perang saudara yang bermula pada tahun 2015 silam.

Dikutip dari laman Sindonews, Kamis (15/12/2022) laporan lembaga PBB yang menaungi anak-anak ( UNICEF ) mengatakan bahwa di negara tersebut saat ini alami darurat anak. Laporan ini muncul setelah meluncurkan penggalangan dana global bernilai miliaran.

Pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah meningkatkan perang ekonomi di tengah terhentinya upaya yang dipimpin PBB untuk gencatan senjata baru sejak pakta sebelumnya berakhir pada 2 Oktober, yang menyebabkan lebih banyak rasa sakit kemanusiaan.

“Pembaruan gencatan senjata yang mendesak akan menjadi langkah pertama yang positif yang akan memungkinkan akses kemanusiaan kritis,” kata Direktur Eksekutif Catherine Russell, seperti dikutip dari Reuters.

UNICEF melaporkan lebih dari 11.000 anak laki-laki dan perempuan tewas atau terluka sejak 2015. Namun, badan tersebut menunjukkan bahwa jumlah ini kemungkinan besar “jauh lebih tinggi”, karena ini hanya kematian yang diverifikasi oleh PBB.

Meskipun pihak yang bertikai pada bulan April menyetujui gencatan senjata nasional, UNICEF mengatakan 164 orang tewas atau terluka oleh ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak antara Juli dan September, di antaranya setidaknya 74 adalah anak-anak.

UNICEF minggu lalu meluncurkan seruan Aksi Kemanusiaan untuk Anak (HAC) senilai USD10,3 miliar pada tahun 2023 untuk membantu anak-anak yang terkena dampak konflik dan bencana di seluruh dunia.

Ini bertujuan untuk mengumpulkan hampir USD484,5 juta sepanjang tahun untuk Yaman, di mana sekitar tiga perempat populasi membutuhkan bantuan dan perlindungan.

“Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan,” kata Russell.

UNICEF memperkirakan bahwa hampir 540.000 anak balita menderita gizi buruk akut di Yaman. Tercatat lebih dari 17,8 juta warga Yaman juga kekurangan akses ke air bersih, sanitasi dan layanan kebersihan, karena hanya setengah dari fasilitas kesehatan negara yang berfungsi.

“Ini membuat sekitar 10 juta anak tanpa akses yang memadai untuk perawatan,” katanya.

PBB dan para mitranya awal bulan ini meminta uang bantuan sebesar US$51,5 miliar untuk tahun 2023, meningkat 25 persen dari tahun 2022 dan lebih dari lima kali jumlah yang diminta satu dekade lalu.

 

Sumber: Sindonews

#Donasi Palestina

UE Glontorkan 3,7 Juta Dollar AS untuk Anak-anak di Gaza

UE Glontorkan 3,7 Juta Dollar AS untuk Anak-anak di Gaza

NewsINH, Gaza – Negara-negara barat yang tergabung dalam Uni Eropa (UE) mengirimkan bantuan dana sebesar 3,7 juta dollar Amerika untuk membantu keberlangsungan hidup bagi anak-anak yang tinggal di Jalur Gaza, Palestina yang terkepung.

Program yang didukung Uni Eropa ini merupakan kolaborasi antara badan PBB yang membidangi anak-anak yaitu UNICEF dan Kementerian Pembangunan Sosial Palestina dan donasi tersebut akan digunakan untuk memperkuat layanan pendidikan, seperti bantuan tunai, kegiatan musim panas dan air, sanitasi dan fasilitas kebersihan di sekolah.

Jumlah populasi anak-anak di jalur gaza hampir setengah dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta. Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk membantu hampir 9.000 anak-anak yang rentan di Jalur Gaza untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan menerima dukungan psikososial.

Ia menjelaskan bahwa sebelum terjadinya serangan terakhir  bulan lalu oleh pendudukan Israel, satu dari setiap tiga anak di Gaza membutuhkan bantuan psikologis dan sosial, namun, pemboman baru-baru ini telah meningkatkan jumlahnya.

Oleh karena itu, dana tersebut bertujuan untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang kritis sambil juga memperkuat sistem perlindungan sosial secara nasional nasional agar lebih peka terhadap anak dan lebih responsif terhadap guncangan.

“Uni Eropa akan mendukung pendidikan remedial untuk meningkatkan keterampilan berhitung dan melek huruf dari setidaknya 5.000 siswa kelas dasar di sekolah-sekolah Gaza dan melibatkan anak laki-laki dan perempuan yang berisiko putus sekolah. Program rekreasi dan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan juga akan diselenggarakan untuk 10.000 anak. di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza selama liburan musim panas 2023,” kata UNICEF dalam sebuah pernyataan.

Selama serangan militer tiga hari terakhir Israel di Jalur Gaza yang terkepung pada tanggal 5 Agustus kemarin telah merenggut korban jiwa sebantak, 49 orang, termasuk 17 anak-anak dan empat wanita tewas.

PBB telah sering memperingatkan situasi yang memburuk di Jalur Gaza. Dikatakan tahun lalu bahwa “tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak di seluruh Jalur Gaza.” tutupnya.

 

Sumber: Middleeastmonitor